Demokrasi harus ditegakan dengan tiga pilar basis masa,
kemampuan dan integritas. Basis masa adalah kebutuhan dasar dari demokrasi
karena jelas masa dalam hal ini masyarakat secara filosofis adalah subjek utama
dalam sistem bernegara. Walaupun begitu akan sulit dibenarkan bila kenegaraan
didasarkan oleh basis masa semata, karena banyak yang meyakini bahwa masyarakat
tidak dapat selalu memilih orang yang baik.
Kelemahan demokrasi di atas bukanlah suatu titik
mati yang tidak bisa diperbaiki. Untuk itu diperlukan sosok negarawan yang
baik, itu jelas. Masyarakat tidak boleh dibiarkan memilih “negarawan” dungu
yang tidak memiliki kemampuan. Kompetensi seharusnya adalah modal dasar seorang
negarawan tidak hanya dalam penokohan diri semata, tetapi juga dalam
pengambilan sikap akan suatu wacana yang ada.
Ditambah lagi unsur
integritas dari sosok negarawan itu adalah satu sikap yang penting atau mungkin
yang paling penting. Seolah-olah orang yang baik dan selalu memikirkan
kepentingan bersama akan menghasilkan hal yang selalu baik. Ya, integritas lah
yang kini menjadi masalah utama bagi negarawan bangsa ini. Parahnya hal inilah
yang banyak memicu masyarakat untuk meninggalkan posisinya dalam demokrasi.
Sebelumnya jelas terlihat kelemahan terbesar demokrasi,
ia menuntut seluruh elemen masyarakatnya menjadi orang pintar, atau paling
tidak memiliki kesadaran akan pilihan politiknya. Kesadaran itu diperlukan
untuk membantu masyarakat memilih ataupun menjadi negarawan yang baik.
Perguruan
tinggi dan seokalah adalah tempat memupuk kemampuan
Keadaan mahasiswa dalam demokrasi sangatlah menarik.
Sebagai salah satu komponen masyarakat, mereka memiliki suatu ciri khas yaitu
intelektualitas pada jiwa muda. Ciri khas ini lah yang sering dikatakan sebagai
harapan bangsa menghadapi masa depan. Maka dari itu tidak berlebihan bila sosok
mahasiswa diharapkan menjadi sosok ideal pelaku demokrasi, yaitu memiliki
kesadaran demokrasi, kemampuan dan integritas.
Posisi perguruan tinggi adalah kawah candradimuka.
Dengan tidak bermaksud mereduksi peran proses kehidupan lain, tetapi jelas
kemampuan mahasiswa akan terbentuk di perguruan tinggi.
Pentingnya memupuk kemampuan dan integritas
diperguruan tinggi secara tidak langsung sudah diamini oleh mayoritas
mahasiswa. Mereka berlomba-lomba belajar dengan baik, dibidang akademis maupun
non akademis untuk mendapatkan pengakuan akan kemampuan diri. Itu adalah
kondisi yang baik untuk mendapatkan kemampuan untuk menghadapi kehidupan.
Kesadaran
berdemokrasi bukan suatu hal yang otomatis
Namun sayang tidak seperti proses peningkatan
kemampuan, kesadaran berdemokrasi mendapatkan iklim tidak terlalu sehat.
Mungkin berhubungan dengan integritas negarawan yang kita miliki, sehingga
banyak mahasiswa yang akhirnya tidak mau atau mampu menjalankan peran dalam
kehidupan berdemokrasi.
Contoh mudah adalah antipatinya mahasiswa dengan
perpolitikan. Mungkin in adalah akibat dari tingkah polah para politikus yang
suka bermanis-manis tetapi ternyata terlibat masalah besar dibelakangnya.
Sikap tidak mau menjalankan peran dalam demokrasi
bisa dibilang menjadi tanda hilangnya kesadaran berdemokrasi mahasiswa. Padahal
mahasiswa dengan kemampuannya adalah harapan masyarakat, yaitu memiliki
negarawan yang memiliki kemampuan dan integritas yang baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar